Pada kekuatan barunya ini, semakin banyak Vegeta menerima serangan, akan semakin kuat pula dirinya.
Dia pun menyatakan kalau kekuatannya ini lebih unggul dari Ultra Instinct dan menamainya Ultra Ego.
Nama yang sangat cocok dan sesuai dengan kesombongan yang dimiliki oleh sang Pangeran Saiya, yang mana saat menggunakan kekuatan ini, dia dengan senang hati menerima serangan-serangan Granolah dan sama sekali tidak menghindarinya, karena Vegeta tahu kalau dia melakukan hal itu, dia akan semakin bertambah kuat.
Meski secara teori Ultra Ego ini dapat memberikan kekuatan tanpa batas, pertarungan Vegeta dengan Granolah menunjukkan kalau kekuatan ini sangat bergantung pada kekuatan yang dimiliki oleh orang yang menggunakannya.
Daya tahan merupakan inti dari kekuatan ini, yang mana setelah Vegeta kehabisan stamina, dia tidak bertambah kuat lagi.
Seperti Ultra Instict, setelah Ultra Ego mencapai batas yang dapat ditahan oleh tubuh Vegeta, pertarungan pun berakhir.
Ultra Ego benar-benar sangat bertolak belakang dengan Ultra Instinct, yang mana daripada memiliki hati yang tenang dan menghindari serangan seperti Ultra Instinct, Ultra Ego membuat Vegeta menjadi makhluk buas yang akan dengan senang hati menerima serangan musuh.
Jika dilihat dari lebih suksesnya Ultra Ego Vegeta saat bertarung melawan Granolah daripada Ultra Instinct Goku, bisa dikatakan kalau teknik baru Vegeta ini mungkin memang lebih unggul.
Tapi hal ini masih tergantung sampai seberapa jauh Vegeta dapat menguasai teknik ini.
Setelah kebangkitan Ultra Ego pada Vegeta, akankah Goku kembali melampaui Vegeta seperti pada cerita-cerita sebelumnya? kebenarannya dapat kita tunggu pada chapter Dragon Ball Super selanjutnya.
Baca berita dan informasi mengenai anime serta manga lainnya hanya di Sorenamoo