Festival Tanabata, Berasal dari Legenda Pertemuan Orihime dan Hikoboshi Serta Praktiknya di Masa Modern

June 24, 2021
comments
Sorenamoo
Posted in Jejepangan Lain-lain

Festival Tanabata (七夕) menjadi penanda awal musim panas di Negeri Jepang hingga saat ini.

Disebut dengan Festival Bintang, acara besar ini biasanya dirayakan pada 7 Juli dan didasarkan pada Legenda Jepang asal Cina tentang dua kekasih yang terpisah di setiap sisi galaksi.

Bagaimanakah Festival Tanabata itu ? Simak Ulasannya !

Asal Usul Tanabata

Tanabata adalah yang keempat dari lima perayaan besar yang dikenal sebagai Gosekku.

Gosekku berlangsung pada hari ganjil ketika jumlah hari bertepatan dengan urutan bulan.

Tepatnya pada 1 Januari, 3 Maret, 5 Mei, 7 Juli, dan 7 September.

Selama hari-hari ini keberuntungan diyakini mencapai puncaknya dan melalui berbagai upacara maka roh-roh jahat bisa diusir dan manusia dilindungi.

Perayaan ini berasal dari Cina dan datang ke Jepang selama periode Nara (710 M-794 M) melalui kaum bangsawan.

Namun pada periode Edo (1600-1868) ia baru menjadi populer.

Legenda Tanabata

Legenda mengatakan bahwa dulu kala ada seorang putri cantik bernama Orihime yang merupakan Putri dari Tentei sang Dewa Surga.

Sang putri memiliki kemampuan merajut yang luar biasa dan menghabiskan hari-harinya untuk membuat baju untuk ayah dan para Dewa Surga lainnya.

Orihime sedang menenun di tepi sungai surgawi bernama Ama no Gawa yang saat ini kita kenal sebagai Bima Sakti.

Putri sedih karena tak menemukan seorang yang bisa ia cintai.

Maka dia diperkenalkan dengan anak laki-laki bernama Hikoboshi.

Orihime dan Hikoboshi

Orihime dan Hikoboshi jatuh cinta dan menikah.

Namun mereka menjadi lalai dengan tugasnya masing-masing dan sang Dewa Surga memberika hukuman dengan menempatkan mereka masing-masing di ujung sungai surgawi, Ama no Gawa.

Mereka kesulitan untuk saling bertemu dan sengsara karena hal ini.

Sang Dewa Surga menjadi kasihan pada mereka dan akhirnya memberikan kesempatan untuk bisa bertemu di malam hari tepatnya di hari ketujuh, bulan ketujuh dengan syarat mereka bekerja keras menunaikan tugasnya.

Maka dibentuklah Jembatan Murai diatas Sungai Ama no Gawa sehingga mereka berdua bisa bertemu.

Jika ada hujan, maka sungai surgawi akan meluap dan burung gagak tak bisa membentuk jembatan ini.

Sehingga mereka hanya bisa bertemu di tahun depan.

Tanabata Hari ini

Dulu di Jepang, Tanabata dirayakan dengan menggantung potongan kertas persegi panjang yang dalam Bahasa Jepang disebut dengan Tanzaku.

Dengan lima warna Khusus yaitu Hijau, Kuning, Merah, Putih, Hitam yang kelimanya mewakili elemen Kayu, Tanah, Api, Logam, Air.

Diatas kertas inilah ditulis puisi tentang kisah cinta Orihime dan Hikoboshi lalu digantung di tiang bambu yang dipotong dan diletakkan diatap rumah.

Saat ini pengharapan dan keinginan ditulis dalam Tanzaku dengan berbagai bentuk dan warna yang digantung di cabang bambu yang menghiasi berbagai tempat seperti sekolah, kuil, stasiun kereta, dll.

Tradisi lain adalah membentuk Mi bernama Tanabata Somen dimana mi ini berbentuk panjang dan tipis melambangkan Bima Sakti dan benang-benang alat tenun Orihime.