Halaman 1
CHAPTER 208: PEMBUNUHAN BESAR-BESARAN
Wanita: Kenapa kau selalu bergantung pada wanita… Memangnya tidak ada kursi kosong yang lain, dasar babi gemuk menjijikkan?!
Catatan Editor: Rakyat telah diberi hak untuk membunuh!
Halaman 2
Teks: Pukul 1:40 siang, hari pertama setelah warga diberikan senjata…
Teks: Peluru pertama ditembakkan.
Pria Bertopi: Dia pemimpin yang berbahaya! Apa dia tidak tahu bahwa anak-anak dan orang-orang berkeliaran di jalan?!
Pria Pirang: Pengecut itu lagi! Kapan dia akan ditangkap?!
Pria Bertopi: Tunggu… tenanglah!!
Pria Pirang: Kalau polisi tidak meminta pertanggungjawabannya… Aku yang akan melakukannya!
Halaman 3
Pria Gendut: Cukup dengan filosofinya, berikan saja uangku! Bukankah itu pekerjaanmu?!”
*Divisi Penyokong Kehidupan*
Pria Gendut: Kita menderita karena inflasi!
Pria Berkacamata: Bukankah penghasilanmu cukup, Kosada-san?! Aku tidak bermaksud menghinamu, tapi kenapa tidak mempertimbangkan kembali gaya hidupmu yang suka berjudi daripada menyalahkan inflasi?!
Pria Gendut: Hah?! Kau ingin aku mati?!
Pria Berkacamata: Ya. Karena sampah sepertimu, orang-orang yang benar-benar membutuhkan bantuan diragukan.
Halaman 4
Teks: 0,25% warga menggunakan amunisi mereka tiga hari setelah diberikan senjata. Itu berarti 324.000 orang tewas, tetapi kerusuhan turun 90% di negara ini dibandingkan dengan hari yang sama tahun lalu.
Halaman 5
Uzuki: Saat kau menarik pelatuk pada seseorang untuk pertama kalinya… Pemicunya terasa berat di hatimu sendiri… Karena kau butuh alasan yang membenarkan pembunuhan itu. Tapi…