
Dialog dan Raw Manga Mokushiroku no Yonkishi Four Knights Of The Apocalypse Chapter 140 Bahasa Indonesia: Identitas Asli Mertyl dan Nasiens
- February 28, 2024
- comments
- Sorenamoo
- Posted in JejepanganManga
Manga Mokushiroku no Yonkishi Four Knights of the Apocalypse chapter 140 memperlihatkan Tioreh yang memberitahu jati diri Nasiens.
Dalam Mokushiroku no Yonkishi Four Knights of the Apocalypse chapter 140 ini, Nasiens baru tahu bahwa dirinya seorang peri.
Selain itu, Mertyl juga mengetahui rasnya dalam Mokushiroku no Yonkishi Four Knights of the Apocalypse chapter 140.
Disclaimer: Artikel ini mengandung spoiler manga Mokushiroku no Yonkishi Four Knights of the Apocalypse chapter 140
Dialog dan Raw Manga Mokushiroku no Yonkishi Four Knights Of The Apocalypse Chapter 140
Halaman 1
Halaman 2
Tioreh: Hei, hei, bagaimana perasaanmu saat pertama kali melihat langit hijau alam Peri? Dikatakan demikian karena dedaunan Pohon Suci menutupi seluruh langit. Bisakah kau mempercayainya? Batang Pohon Suci sangat jauh untuk dilihat dari sini. Begitu banyak tanaman misterius tumbuh di atasnya dan hanya Raja Peri… papa yang diizinkan pergi ke sana.
Halaman 3:
Tioreh: Jamur mirip gunung di depan mata kita disebut Polipore Dewa.
[TN: Kata bermain pada 猿の腰掛 yang berarti polipore di mana 猿 (monyet) digantikan oleh 神 (dewa).]
Tioreh: Ranting kecil yang tumbuh di akarnya sungguh menakjubkan, bukan? Lompatlah!
Halaman 4:
Tiore: Aduh! Kau tahu, Nasiens?
Nasiens: Tioreh… Kapan kau mengetahuinya… kalau aku bukan laki-laki…
Halaman 5:
Nasiens: …dan aku juga bukan perempuan?
Tioreh: Naif sekali. Ini sangat sederhana. Karena kau selalu mandi secara rahasia, aku tidak sengaja mengintipmu.
Nasiens: K-kau mengintip!!?
Tioreh: Memangnya Dunia Manusia tidak diperbolehkan untuk mengintip orang mandi, ya?
Nasiens: …Aku menyembunyikannya… Aku bukan laki-laki atau perempuan, oke…?
Halaman 6:
Nasiens: …meskipun kakak laki-lakiku Sixta, urutan kedua, memiliki warisan Peri yang kuat, dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa sayapnya belum tumbuh. Urutan ketiga, kakak laki-lakiku Berte adalah satu-satunya yang memiliki telinga runcing dan membencinya. Menurutku itu bukan masalah. Urutan keempat dan kelima, kakak perempuanku Zana dan Jillian, memiliki warisan Raksasa yang kuat tetapi mereka merasa terganggu karena ukurannya yang sedikit lebih kecil dari Raksasa berdarah murni. …dan urutan keenam sebelum aku, Phona, masih belum tahu dia akan menjadi seperti apa.
Tioreh: Lalu!?
Nasiens: Apa?!
Halaman 7:
Tioreh: Suatu hari nanti, dia akan menjadi seorang gadis yang jatuh cinta dengan seorang laki-laki atau sebaliknya… Papa berkata bahwa hal itu relatif umum terjadi di kalangan Peri.
Nasiens: Seorang gadis jatuh cinta dengan seorang laki-laki… seorang laki-laki jatuh cinta dengan seorang perempuan… Sungguh misterius.
Tioreh: Tapi ini bukan untuk Peri sih…
Nasiens: Apa?
Halaman 8:
Nasiens: Mustahil… Aku seorang manusia!!! Bagaimana kau bisa mengetahuinya?
Tioreh: Karena kau diselamatkan oleh manusia?
Nasiens: Bukan itu… Tapi aku tidak bisa terbang di langit.
Tioreh: Sekarang banyak peri yang tak bisa terbang kok. Nassie, kau bilang kau merasa lebih baik sejak kau datang ke sini, bukan?
Nasiens: Iya sih…
Halaman 9:
Tioreh: Pertama-tama, itu sangatlah aneh. Tidak ada Manusia yang bisa hidup dengan baik di dunia ini.
Nasiens: Mengapa demikian?
Tioreh: Udara di alam Peri begitu kental, manis hingga sebenarnya menjadi racun bagi mereka. Tinggal di sini dalam waktu lama menyebabkan vertigo atau asma dan jatuh sakit bahkan tanpa meninggal karenanya…
Halaman 10:
Tioreh: Nasiens, kau bukan Manusia tapi Peri.
Halaman 11:
Nasiens: Tidak mungkin… Aku… Peri?
Tioreh: Karena itulah Manusia mengunjungi alam Peri perlu minum pil mullein secara teratur!
Nasiens: Mullein? Ah ramuan yang efektif melawan asma atau batuk selain efek astringen dan obat penenangnya.
Tioreh: Mullein yang tumbuh di alam Peri memiliki efek memberikan ketahanan terhadap lingkungan keras dan racun.
Nasiens: Ah. Apakah pil mullein yang ditelan Mertyl!? Aku mengerti sekarang…!! Ternyata itu penyebab racunku tidak banyak berpengaruh padanya!! Atau mungkin tidak begitu… dia baru menelan pil itu setelah pertempuran kami… berarti dia sempat minum pilnya sebelum kami bertarung… Kalau begitu… jangan-jangan…!!
Halaman 12:
Mertyl: Ya ampun, aku senang bisa menyelamatkan bayi ini. Semoga kau bisa belajar banyak dari masalah ini.
Peri 1: Iya…
Halaman 13:
Mertyl: Kau bisa pergi sekarang. Lalu, aku minta maaf karena mengarahkan pedangku padamu.
Mertyl (Monolog) :Aku iri padamu. Tidak peduli bagaimanapun kau melihatnya, kau tetaplah seorang Peri.
Halaman 14:
Peri 2: Hei, Mertyl. Apakah kau benar-benar anak Raja Peri dan Ratu Raksasa?
Mertyl: Minta maaf sekarang!! Aku ini anak Harlequin dan Diane!!!
Diane: Ini pil mullein. Pastikan untuk meminumnya secara berkala.
Mertyl: Tapi ini rasanya… sangat pahit.
King: Hahahahah, ini demi kau juga.
Halaman 15:
Peri 3: Apa yang sedang dilakukan Tuan Mertyl?
Peri 4: Dia bilang dia sedang mengasah keterampilan pedangnya.
Peri 5: Hmph, aneh sekali… kan?
Mertyl: Mengapa aku tidak bisa terbang padahal aku adalah putra Raja Peri? Tubuhku juga kecil meskipun aku adalah putra Ratu Raksasa.
Halaman 16:
King: Jangan memaksakan diri terlalu keras. Kau tidak perlu mendengarkan apa yang orang lain katakan.
Diane: Kau bisa tetap jadi dirimu apa adanya. Kau adalah anak kami yang berharga, apa pun yang terjadi.
Mertyl: Ya. Aku tahu bahwa aku menerima cinta yang berlimpah. …namun… setiap kali aku mendengar kata-kata yang baik dan menghibur dari Ayah dan Ibu, Aku merasa seperti akan dihancurkan oleh kegelisahan…
Halaman 17:
Mertyl: Bagaimana jika aku bukan anak kalian yang sebenarnya.
Peri: Mertyl berbeda sekali dengan orangtua dan saudara-saudaranya, ya?
Mertyl: Bagaimana kalau aku cuma penipu saja? Apakah kau akan mengatakan hal yang sama kepada anak kandungmu ketika muncul di hadapanmu?
Nasiens: Aku akan berada di sini untuk sementara waktu.
Mertyl: Dia terlihat seperti mereka…!!
Halaman 18:
Peri 1: Anu… permisi, Tuan Myrtle.
Mertyl: Kenapa kau masih di sini…?
Peri 1: Talinya…
Mertyl: Oh maaf. Hm? Bau apa ini?
Peri 1: Ah, sakit…
Mertyl: Hei, ada apa ini?! Anak itu… dia bertingkah aneh.
Halaman 19:
Mertyl: Bagaimana bisa? Dia mengendus dupa beracun yang memiliki efek sangat besar pada Peri, lalu bagaimana caranya? Siapa kau!!? Tunjukkan dirimu!!!
Halaman 20
Sosok Misterius: Kau seorang manusia, ‘kan?
Bersambung ke chapter 141: Obat Rahasia Kuno.