Halaman 11
Shiba: Kalian bertiga adalah yang “terkuat” yang ditawarkan Sazanami, kan? Seharusnya tidak ada lagi trik mewah, kan? Berarti “acara” Rakuzaichi ini sudah berakhir.
Sazanami Berkepang (berpikir): Dia.. terlalu kuat..
Sazanami Berkepang: Aku mengerti.. Cara membuka pintu itu adalah—
Tenri: HEI, aku tidak.. akan memaafkanmu.
Tenri (berpikir): Jangan.. remehkan aku! JANGAN MEREMEHKAN AKU!
Tenri: Tidak ada seorang pun.. yang boleh mengganggu—
Halaman 12
Kilas balik
Kyoura (kalian berdua spesial)..
Monolog Tenri: Kakak yang satu tahun lebih tua dariku.. Hakuri dan aku tidaklah sama. Dia.. tidak istimewa. Sayang sekali jika ayah melihat ketidakmampuan anaknya sendiri diketahui publik dan menghancurkan bisnisnya..
Tenri terlihat mengintip melalui pintu kamar Kyoura saat masih kecil
Kyoura: ..Kenapa! KENAPA?!
Sazanami: Katanya kau berhasil mengalahkan kelompok rendahan cacat itu sendirian?! Sejarah “Tou” termuda yang pernah ada!
Kyoura: Tenri…
Halaman 13
Kyoura: Tidak perlu ada pertimbangan lagi, karena kau adalah anak kandungku. Tidak dapat disangkal, ini adalah hasil usahamu sendiri. Aku bangga padamu.
Tenri: Aku… Akulah yang akan menjawab saat ayah menelepon..!
Kembali ke masa kini
Tenri: TANPA PENGECUALIAN, AKU AKAN —
Kyoura terlihat mengadakan pelelangan, dia memanggil sesuatu keluar dari gudang untuk membantu Tenri..
Halaman 14
Kilas balik ke pertemuan Hishaku Kyoura
Kyoura: Dan ini..?
Hishaku: Benda yang ditinggalkan Genichi Sojou.. Buah dari kerja keras hidupnya. Dia tidak pernah mampu mencapai level Kunishige Rokuhira, tapi tidak diragukan lagi pria itu adalah seorang jenius. Hal ini menghasilkan stabilitas sementara dari Dateenseki. Singkatnya, kekuatan yang setara dengan pedang sihir.. Kau bisa memilih di mana menggunakannya, tapi ketahuilah bahwa itu hanya bisa digunakan sekali saja. Setelah digunakan, tubuh manusia tidak dapat menampung Energi Roh sebanyak itu —
Kembali ke masa kini
Kyoura: Tenri..
Halaman 15
Kyoura: “Pertahankan sampai akhir”..
Tenri: …TENTU SAJA AKU AKAN MELAKUKANNYA!
Shiba: ..?
Sazanami Berkepang: Tenri, Jangan–!
Dia mengambil batu itu,
Bunyi gedebuk bisa dirasakan,
Sazanami Berkepang terlihat khawatir.