Halaman 6
Hanya saja, Hiori jadi teringat orangtuanya
Ayah Hiori: Benar sekali! Maju, Yo!
Ibu Hiori: Kami mengandalkanmu!
Ayah Hiori: Pemain terbaik dunia, ‘kan? Pemain terbaik dunia!
Ibu Hiori: Kami percaya padamu!
Halaman 6
Hiori: Ah… hidup dengan ekspektasi orang lain… aku datang ke Blue Lock karena membenci hal itu, tapi sekarang aku malah memenuhi harapan Isagi
Isagi: Berikan bolanya, Hiori!
Hiori: Tapi aku tidak membenci ekspektasi Isagi… apa jawaban yang benar?
Halaman 7
Tiba-tiba dia teringat Ego
Ego: Tembak, itu tugas seorang striker, ‘kan?
Hiori: Ah.. begitu ya, ini adalah Blue Lock… hal terakhir yang hilang… adalah tembakanku?
Hiori tampak ragu. Isagi terus menahan Aiku
Halaman 8
Isagi: Hiori, lihat aku!
Hiori: Tidak, tapi Isagi yang membuatku bisa sejauh ini!
Isagi: Oper!
Ego: Tembak
Hiori: Masa depan apa yng kupilih
Halaman 9
Hiori mengingat yang Karasu katakan di masa lalu
Karasu: Berharaplah pada dirimu sendiri, hanya itu satu-satunya cara untuk memulai semuanya, dasar bodoh
Halaman 10
Hiori: Ah, begitu ya… aku belum membuat keputusan hingga sekarang… aku melarikan diri dari masa depanku dengan menyalahkan orangtuaku, karena dengan begitu aku tidak akan terluka, dan karena aku takut jika aku tidak punya alasan untuk bermain sepak bola lagi, tidak ada yang akan mencintaiku lagi, lalu hidupku terasa hampa!