Di satu sisi, Sukuna pernah dikalahkan jadi hal yang sama bisa terjadi lagi.
Skenario kekalahan Sukuna bisa terjadi apabila Penyihir Jujutsu Kelas Khusus bekerja sama.
Ancaman Sukuna juga lebih bersifat lokal, dia bisa membunuh ribuan orang tapi dampaknya selalu bisa diukur.
Sementara ancaman Kenjaku jauh lebih luas.
Dia ingin mengubah fundamental di dunia Jujutsu dengan membunuh semua manusia biasa.
Tidak ada yang bisa mengukur dampak dari motif Kenjaku ini.
Jika dia sukses, maka dampaknya akan lebih besar ketimbang Sukuna.
Kenjaku merupakan seorang penyihir yang tua, bahkan mungkin lebih tua dari Sukuna.
Dia hidup di masa kejayaan Sang Raja Kutukan dan Kenjaku mengenal Sukuna dengan baik.
Secara terbuka, Sukuna dikenal jahat.
Tapi kejahatan Kenjaku lebih diam-diam dan lebih ganas.
Sukuna merupakan seorang sociopath, dia impulsif dan senang melakukan kejahatan.
Tidak ada tujuan dari tindakan Sukuna ini kecuali dia memang suka bertindak jahat.
Sukuna tidak merencanakan kejahatannya.
Sementara Kenjakua dalah psikopat, dia dingin dan perhitungan.
Kejahatannya terimplementasi pada rencana untuk mengambil tindakan selanjutnya terkait evolusi manusia.
Kejahatannya yang paling buruk adalah dia mendemonstrasikan sebuah eksperimen yang dilakukan pada manusia dan roh terkutuk.
Ini terbukti ketika dia merasuki tubuh Noritoshi Kamo.
Ia juga mencari wadah lain untuk menghasilkan manusia dengan energi kutukan, seperti ibu Itadori Yuji hingga Suguru Geto.