
Judul bab ini adalah Pemecah Batas, dan seperti namanya, chapter ini akan penuh dengan aksi.
Chapter 387 melanjutkan cerita di mana kita melihat Asta dan Yuno telah mencapai titik dalam kerja sama tim mereka di mana mereka selaras saat mereka berhasil melancarkan serangan yang akhirnya menghancurkan lengan Lucius.
Momen khusus ini penting untuk dibahas karena seorang penjahat yang tampak seperti karakter dewa yang tak terkalahkan telah menerima kerusakan, dan dia terlihat berdarah.

Lucius segera menyadari apa yang terjadi, menjelaskan bahwa Asta telah sepenuhnya selaras dengan iblisnya sementara Yuno telah mencapai harmoni penuh dengan rohnya.
Yang penting, dia telah mengkonfirmasi bahwa Asta sekarang telah mencapai puncaknya.
Namun kemudian muncul pengamatan yang mengerikan bahwa keduanya berhasil mencapai tingkat kekuatan dan keterampilan ini semata-mata karena mereka saling menantang untuk menjadi lebih baik.

Kemudian kita melihat bahwa Lucius masih mempertahankan kompleks keilahiannya saat ia menyebut dirinya Raja Penyihir Tertinggi.
Namun kali ini, ia ditolak oleh Asta dan memberikan argumen balasan bahwa memiliki gelar atau otoritas ilahi tidak akan berarti apa-apa.
Yang benar-benar penting adalah diakui dan dipercaya oleh orang-orang, bukan memerintah mereka.

Pengungkapan lain yang terjadi di Black Clover chapter 387 datang dari Yuno, yang memberi tahu Lucius bahwa saingan yang ingin ia lampaui adalah Asta, bukan dirinya.
Lucius, terlepas dari semua kekuatannya, sama sekali tidak penting dalam persaingan mereka.
Ini benar-benar menghancurkan pandangan dunia Lucius dan mengguncangnya untuk pertama kalinya.

Lucius membentak, menyatakan bahwa orang tanpa sihir seharusnya tidak ada.
Asta membalas dengan emosional, menegaskan haknya untuk menjalani kehidupan yang tidak sempurna yang dibentuk oleh perjuangan, dan Yuno menindaklanjuti dengan menyebut Lucius menyedihkan.
