Momen mengejutkan ketika Mikasa Ackerman membunuh Eren Yeager menjadi salah satu peristiwa yang paling diperdebatkan dan penuh emosi dalam serial Attack on Titan.
Aksi klimaks ini, di mana karakter yang dicintai mengambil nyawa orang lain, membuat para penggemar Attack on Titan di seluruh dunia bergulat dengan rasa tidak percaya, kesedihan, dan kebutuhan yang sangat besar akan pengertian.
Ikatan mendalam antara Mikasa dan Eren Attack on Titan, yang telah dipupuk sejak masa kanak-kanak dan telah melewati banyak cobaan, membuat tindakan ini semakin memilukan dan membingungkan.
Menggali peristiwa penting dalam Attack on Titan memerlukan eksplorasi dinamika rumit hubungan mereka, narasi yang berkembang dalam serial ini, dan dilema moral yang lebih besar yang dihadapi oleh para karakter.
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan alasan di balik keputusan menyedihkan Mikasa untuk mengakhiri hidup Eren, mengkontekstualisasikannya dalam tema dan peristiwa yang lebih luas dari seri Attack on Titan.
Disclaime: Artikel ini berisi spoiler dari manga Attack on Titan.
Sejak awal, hubungan Mikasa Ackerman dan Eren Yeager memang spesial.
Setelah kejadian traumatis di mana orang tua Mikasa dibunuh secara brutal, dia dibawa oleh keluarga Yeager.
Tindakan kebaikan ini memperkuat ikatan antara kedua anak tersebut, dan Mikasa sering berperan sebagai pelindung Eren.
Entah itu untuk melindunginya dari pengganggu lokal atau, kemudian, ancaman besar yang mengancam umat manusia, Mikasa sering kali menjadi malaikat pelindung Eren.
Namun seiring bertambahnya usia, dinamika hubungan mereka mulai bergeser.
Perasaan Mikasa terhadap Eren mendalam lebih dari sekedar persahabatan.
Sifat protektifnya, meskipun berasal dari perhatian dan cinta yang tulus, terkadang dianggap oleh Eren sebagai sikap sombong.
Komentarnya tentang sifat protektifnya, yang menghubungkannya dengan naluri garis keturunan Ackerman, semakin memperkeruh ikatan mereka.