Solidaritas masyarakat Indonesia kembali terpanggil oleh bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera. Di tengah situasi darurat ini, langkah nyata datang dari aktivis muda sekaligus Founder Malaka Project, Ferry Irwandi, yang menggalang donasi besar-besaran melalui kampanye digital dan live streaming.
Sejak Senin (1/12/2025) malam, Ferry melakukan siaran langsung selama 12 jam tanpa henti untuk mengajak publik membantu para korban. Respons masyarakat luar biasa. Baru tiga jam live, donasi sudah menyentuh angka Rp1 miliar. “Ini baru tiga jam dan donasi sudah menyentuh satu miliar rupiah. Tepuk tangan dong semuanya!” ujar Ferry melalui pembaruan di Instagram.
Gerakan ini terus bergulir, dan jumlah dana yang terkumpul melesat hingga Rp3,6 miliar pada malam pertama. Ferry memastikan kampanye tidak berhenti sampai batas angka tertentu. “Kita nggak punya target. Semakin banyak, semakin banyak pula yang terbantu,” tegasnya. Ia membuka ruang donasi seluas mungkin melalui siaran langsung maraton hingga keesokan hari.
Dana yang terkumpul nantinya disalurkan untuk membantu korban banjir bandang di berbagai wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat. Berdasarkan laporan lapangan hingga 1 Desember 2025, kebutuhan mendesak meliputi makanan, obat-obatan, pakaian, dan tenda darurat. Sebagian titik terdampak sulit dijangkau karena jembatan runtuh dan jalur antarkabupaten terputus.
Bencana ini menimbulkan kerusakan besar. Data BNPB per Selasa (2/12/2025) pukul 10.01 WIB melaporkan:
Korban jiwa: 631 orang
Korban hilang: 472 orang
Korban luka: 2.600 orang
Warga terdampak: 3,2 juta orang
Jumlah pengungsi: 1 juta orang
Melihat situasi itu, Ferry kembali menggerakkan solidaritas publik dengan membuka donasi melalui Kitabisa dan live streaming di kanal YouTube pribadinya. Dalam siaran tersebut, ia memperlihatkan jumlah donasi yang terus bertambah sambil berinteraksi dengan penonton dan menghubungi kenalan yang berada di lokasi bencana untuk mendapatkan informasi terkini.
Dalam live, Ferry merangkul semua bentuk kontribusi, tanpa memandang jumlah. Saat membaca komentar dari seorang mahasiswa yang hanya mampu menyumbangkan Rp10 ribu, Ferry menjawab hangat:
“Bang anak kos cuma bisa donasi Rp10 ribu.”
“It’s okey, Rp10 ribu juga gede. Tenang aja,” balasnya.
Menurut Ferry, membagikan link donasi pun sudah termasuk membantu.
Awalnya Ferry hanya menargetkan Rp1 miliar. Namun, hanya dalam waktu tiga jam live, angka itu melonjak menjadi Rp5 miliar. “Setelah 3 jam streaming, kita menyentuh angka Rp5 miliar. Terima kasih banyak semua pihak yang berkontribusi, apa pun bentuk kontribusinya,” ujarnya dalam video di Instagram.
Ferry menegaskan bahwa proses distribusi tetap diawasi secara ketat. “(Donasi) masih terus gue lanjutin. Seperti yang gue bilang, sebanyak yang mampu kita himpun dan secepatnya yang bisa kita salurkan. Prioritas kita adalah daerah-daerah yang sampai sekarang masih terisolasi dan mengalami masalah yang luar biasa,” lanjutnya.
Hingga artikel ini ditulis, donasi bertajuk “Solidaritas Bantuan Korban di Sumatera” sudah melewati Rp9 miliar, dan terus meningkat. Gerakan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi digital dapat menjadi penyelamat bagi para korban bencana yang aksesnya terbatas.