Bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Sumatera Utara terus meninggalkan duka mendalam. Data terbaru dari BNPB pada Kamis (27/11/2025) menunjukkan korban jiwa meningkat tajam. Hingga saat ini tercatat 48 orang meninggal dunia dan 88 lainnya masih hilang. Tagar #PrayForTapanuli menjadi trending karena banyak warga Medan dan daerah sekitarnya mengirim doa serta bantuan untuk para korban.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan bahwa situasi di lapangan masih sangat dinamis. Sebagian besar titik lokasi masih sulit dijangkau akibat jalur darat yang terputus oleh material longsor. Dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Suharyanto menyebut lonjakan korban jiwa baru ditemukan setelah proses pencarian diperluas di Kabupaten Tapanuli Utara.
“Kemarin Tapanuli Utara dikabarkan belum ada korban jiwa. Hari ini tiba-tiba ditemukan tujuh meninggal dunia. Bahkan diperkirakan masih ada puluhan korban lain yang belum ditemukan,” tegas Suharyanto.
😭😭😭
.
. #PrayForTapanuli#PrayForSibolga pic.twitter.com/3LNNNHtwnl— ®️ (@Roebanie) November 26, 2025
Gangguan akses darat juga dilaporkan di banyak titik. Jalur Tarutung menuju Tapanuli Tengah tidak dapat dilalui baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Situasi serupa terjadi di jalur Tapanuli Tengah menuju Sibolga, sehingga distribusi logistik belum berjalan maksimal. Untuk mengatasi hambatan tersebut, BNPB mengerahkan pesawat caravan dan menambah dua helikopter untuk mempercepat penyaluran bantuan ke warga terdampak.
Sementara itu, data gabungan Kepolisian dan BNPB menunjukkan penyebaran korban meninggal paling banyak berada di Tapanuli Selatan sebanyak 17 orang, disusul Tapanuli Utara 9 orang, Sibolga 8 orang, Tapanuli Tengah 4 orang, Humbang Hasundutan 5 orang, Pakpak Bharat 2 orang, Padangsidimpuan 1 orang, dan Nias Selatan 1 orang. Secara keseluruhan, 1.168 warga terpaksa mengungsi akibat banjir dan longsor yang melanda 12 kabupaten/kota di Sumut.
#PrayForTapanuli#PrayForSibolga pic.twitter.com/1nsAa8ZPhx
— inghar ®️ (@inghar_R) November 26, 2025
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, menyampaikan bahwa total 221 kejadian bencana alam tercatat selama empat hari terakhir. Personel kepolisian bersama BNPB terus menggelar langkah tanggap darurat di berbagai wilayah terdampak. Tim SAR dibagi ke banyak titik untuk mempercepat evakuasi korban, terutama di kawasan pegunungan dengan tingkat longsor berat.
“Selain operasi pencarian dan pertolongan, petugas juga membersihkan badan jalan dan membuka akses antarwilayah,” jelas Ferry. Layanan medis keliling dari Tim Dokkes turut dikerahkan, sementara Bidang TIK mengaktifkan jaringan Starlink di daerah yang mengalami putus total komunikasi. Polisi lalu lintas juga ditempatkan di ruas jalan terdampak untuk mengurai penumpukan kendaraan.
Di Medan, berbagai komunitas masyarakat dan lembaga sosial mulai mengadakan doa bersama dan penggalangan bantuan untuk korban bencana. Aksi solidaritas ini terus menyebar di media sosial dengan tagar #PrayForTapanuli, sebagai bentuk dukungan moral bagi warga Tapanuli, Sibolga, dan wilayah lain yang terdampak.