Arc Elbaf terus membuktikan dirinya sebagai salah satu kisah terbaik dalam dunia One Piece, dan Chapter 1165 menjadi puncak dari semua ketegangan itu.
Melalui kilas balik God Valley, Eiichiro Oda akhirnya memperlihatkan pertempuran legendaris antara Rocks D. Xebec, Gol D. Roger, dan Monkey D. Garp yang telah lama ditunggu penggemar.
Sebelumnya, Rocks berubah menjadi sosok iblis setelah terkena kekuatan terlarang milik Imu, yaitu Domi Reversi.
Dalam bentuk ini, Rocks menjadi makhluk nyaris abadi dengan kekuatan dan kecepatan yang tak tertandingi. Bahkan, ia mampu mengalahkan tiga calon Yonko masa depan — Big Mom, Kaido, dan Whitebeard — hanya dengan serangan biasa tanpa jurus bernama.

Rocks Pirates One Piece Manga
Chapter 1165 yang berjudul “Echoes” dimulai tepat setelah bab sebelumnya berakhir.
Roger dan Garp berhadapan langsung dengan sosok Rocks yang telah berubah menjadi iblis.
Mereka bisa merasakan getaran kekuatan luar biasa dari suaranya yang bergema di seluruh God Valley.
Serangan pertama keduanya, meski dilapisi Haoshoku Haki, tidak mampu menembus pertahanan Rocks.
Namun benturan itu menimbulkan gelombang dahsyat hingga membelah langit dan menghancurkan gunung-gunung di sekitar.
Meski terluka, Roger dan Garp bangkit kembali, menanggalkan jaket mereka, dan siap melanjutkan pertempuran terakhir mereka.
Di tengah kekacauan itu, Roger dan Garp sempat berbicara lewat Den Den Mushi, berjanji akan kembali hidup-hidup.
Roger mengakui bahwa awalnya ia datang hanya untuk mencuri harta dan menyelamatkan Shakky, sedangkan Garp mengaku berniat menangkap Roger dan Rocks sekaligus. Namun, keadaan memaksa mereka untuk bekerja sama menghadapi musuh bersama.
Sementara itu, bajak laut Rocks mulai hancur berantakan. Shiki sadar bahwa era mereka telah berakhir, sedangkan Linlin (Big Mom) dan Kaido saling beradu kata, menandai awal permusuhan yang kelak mengguncang dunia.
Di sisi lain, Newgate (Whitebeard) menolak tawaran bergabung dari bajak laut Polo Gram, menegaskan jalannya sendiri sebagai legenda masa depan.
Bahkan Dragon muda, yang saat itu masih di kapal Marine, menunjukkan sisi pemberontaknya. Ia mengancam atasannya dengan senapan demi menyelamatkan warga sipil — pertanda awal dari idealismenya sebagai pemimpin revolusi di masa depan.