One Piece Chapter 1162 tidak hanya menandai tonggak sejarah baru dalam Final Saga, tetapi juga perpisahan yang pahit manis bagi salah satu karakter Wano yang paling dicintai, Oni Child Yamato.
Terlebih lagi, One Piece 1162 minggu ini terasa berat karena secara resmi mengakhiri alur cerita sampul Yamato yang panjang, “Ziarah Pengganti Panen Emas Oni Child Yamato.”
Setelah berbulan-bulan mengikuti perjalanan mereka melintasi Wano, dari Ibukota Bunga hingga Hakumai dan Ringo, sampul terbaru One Piece Chapter 1162 akhirnya menampilkan kembalinya Yamato. Dan dengan itu, rasanya ini mungkin terakhir kalinya kita melihat mereka untuk beberapa waktu.
Ziarah Yamato dimulai dengan janji sederhana: untuk melintasi Wano seperti yang pernah dilakukan Kozuki Oden.
Sebelum berangkat, mereka menerima pedang Yasuie dan dipercaya untuk mengirimkannya ke Kuil Enma di Hakumai.
Misi ini bukan hanya tentang mengembalikan relik; Ini melambangkan keterikatan Yamato dengan sejarah Wano dan upaya mereka untuk mengikuti jejak Oden.
Dari Ibu Kota Bunga yang ramai hingga dataran Kibi yang tandus, perjalanan Yamato menampilkan rekonstruksi sebuah bangsa yang masih dalam proses penyembuhan dari tirani Kaido.
Salah satu adegan paling mengharukan muncul di awal cerita, ketika Yamato menghadapi anak-anak yang melempari mereka dengan batu karena dianggap sebagai keturunan Kaido.
Hukuman Denjiro, yang memaksa anak-anak untuk berbagi oden dengan Yamato, merupakan isyarat cerdas untuk rekonsiliasi dan gagasan bahwa berbagi makanan dapat menyembuhkan luka yang lebih dalam daripada kata-kata.
Perjalanan mereka melalui Kuri juga sama-sama mengungkap.
Yamato menggagalkan upaya penculikan, menyelamatkan nyawa tak berdosa, dan mempelajari tentang bayang-bayang dunia bawah Wano yang masih tersisa.
Alur cerita tentang hilangnya tukang kayu dan pelayan terkait dengan konfrontasi besar Yamato berikutnya, musuh bebuyutan dari Onigashima yang entah bagaimana berhasil selamat.
Pertandingan ulang yang tak terduga ini memberi Yamato kesempatan lain untuk bersinar, menegaskan kembali kekuatan dan perkembangan mereka sejak perang.
Kisah utama mencapai puncaknya ketika Yamato, bersama Tama, Speed, dan Komachiyo, melacak penduduk desa yang hilang dan menghadapi Who’s-Who.
Pertarungan itu singkat namun dahsyat, sebuah kemenangan simbolis yang memulihkan pedang Yasuie dan membebaskan Ulti dan Page One, mantan bawahan Kaido, dari tawanan.
Dalam sebuah kejutan yang tak terduga, Ulti berjanji setia kepada Yamato, bergabung dengan mereka selama sisa perjalanan mereka.
Dari Udon ke Hakumai, perjalanan Yamato perlahan menjadi kisah penebusan dan kelahiran kembali. Penempatan pedang Yasuie di kuil menandai penyelesaian spiritual.
Berpartisipasi dalam turnamen sumo, mengantarkan kasa buatan tangan Tama ke Kawamatsu, dan memberikan penghormatan kepada para pahlawan yang gugur, semuanya menjadi tonggak emosional.