One Piece chapter 1162 mengungkap sebuah pengungkapan yang mengubah segalanya tentang insiden God Valley yang legendaris.
Reaksi ketakutan Gaban terhadap Haki Imu bukan sekadar syok—melainkan trauma mentah dan tanpa filter yang muncul kembali setelah puluhan tahun terpendam.
Tangan kanan Raja Bajak Laut, seorang prajurit yang menggulingkan Grand Line dan menghadapi kematian berkali-kali, membeku seperti anak kecil yang ketakutan ketika dihadapkan dengan keberadaan yang familiar dan menghancurkan itu.
Jawabannya terletak pada apa yang sebenarnya digambarkan oleh God Valley: bukan sekadar pertempuran, melainkan pembantaian yang menghancurkan bahkan jiwa-jiwa terkuat sekalipun.
Reaksi Gaban menegaskan bahwa para penyintas tidak pergi sebagai pemenang—mereka lolos dengan luka, membawa luka psikologis yang tak kunjung sembuh.
One Piece diam-diam telah menunjukkan kepada kita melalui ketakutannya bahwa Imu tidak hanya mengalahkan lawan mereka di God Valley; mereka menghancurkan mereka pada tingkat fundamental yang melampaui cedera fisik.
Imu and Gaban One Piece
One Piece menghadirkan momen mengejutkan yang mengontekstualisasikan ulang segala hal tentang insiden God Valley.
Saat berhadapan dengan Haki Imu yang luar biasa, Gaban tidak merespons dengan tekad seorang prajurit atau refleksi taktis.
Sebaliknya, ia membeku dalam ketakutan yang luar biasa, tubuhnya menusuk dari belakang trauma mendalam yang terpendam di dalam jiwanya.
Pola respons ini bukanlah hal baru di One Piece. Serial ini telah menyelidiki stres pascatrauma melalui berbagai karakter, mulai dari ketakutan Nami terhadap Arlong hingga ketidakmampuan awal Robin untuk mempercayai rekan-rekannya.
Namun, kasus Gaban berbeda karena level legendarisnya sebagai tangan kanan Roger.