Tatapan mata Sae Itoshi saat melihat Bunny Iglesias di Blue Lock Chapter 307 mengungkap banyak hal.
Wajah dingin itu memberi tahu banyak hal kepada penggemar—kebencian, persaingan, bahkan mungkin rasa sakit yang belum sembuh.
Beberapa penggemar berteori bahwa kemunculan Bunny mungkin telah membangkitkan rasa frustrasi yang sudah lama ada terkait dengan tujuan Sae, atau mungkin ada sesuatu yang lebih kuat dan lebih dalam di antara mereka di luar persaingan mereka.
Apakah Sae ditantang, diancam, atau, lebih buruk lagi, dihantui oleh saingan yang menyerupai seseorang yang pernah menghancurkan mimpinya?
Meskipun kita belum memiliki semua jawabannya, satu panel yang intens itu menahan antisipasi tentang apa yang akan datang, yang melibatkan benturan harga diri dan tujuan.
Disclaimer: Artikel ini mencerminkan pendapat penulis, dan berisi spoiler dari Blue Lock Chapter 307.
Tatapan dingin Sae Itoshi pada Bunny Iglesias di Blue Lock Chapter 307 bukan sekadar panel—itu adalah sebuah pernyataan.
Meskipun cerita tersebut tidak mengonfirmasi mengapa Sae tampak begitu kesal, ada beberapa alur yang mengisyaratkan adanya konflik emosional yang mendasarinya.
Sebagai permulaan, Bunny Iglesias mungkin bukan alasan langsung di balik Sae yang meninggalkan mimpinya, tetapi ia mungkin merupakan pengingat menyakitkan akan seseorang yang menjadi penyebabnya: Leonardo Luna.
Iglesias dan Luna tampak memiliki kemiripan visual, tetapi juga tampak ada aura luka emosional dan isolasi batin, yang menjadi penyebab tanggapan pahit Sae.
Kemarahan Sae mungkin tidak ditujukan pada Iglesias secara khusus.
Mungkin Iglesias membawa kembali kenangan tentang Luna, penyerang yang menempati posisi yang sama yang ingin diisi Sae di Re Al.
Jika Sae menyadari Iglesias, seseorang yang tampak atau bermain seperti Luna, sukses di klub rival Barcha, hal itu mungkin memicu kebencian berdasarkan kegagalan Sae di masa lalu.
Kehancuran Sae bukan karena kurangnya kemampuan, melainkan kombinasi dari budaya klub yang intens, rasisme yang berbahaya, keterasingan di Spanyol selama masa mudanya, dan persaingan yang sangat ketat yang tidak dapat diatasinya.
Menghadapi trauma yang terulang kembali membuka kembali luka yang selama ini disembunyikannya.