Boruto: Two Blue Vortex Chapter 16 menjawab salah satu pertanyaan paling abadi dalam seri ini: apakah takdir benar-benar dapat diubah atau tidak.
Dengan diperkenalkannya kemampuan Prescience milik Kashin Koji dan konsep “Singularities of Fate,” cerita ini berubah menjadi terobosan.
Kekuatan baru Koji untuk meramalkan banyak masa depan menantang keyakinan yang sebelumnya tak tergoyahkan akan keniscayaan takdir, menawarkan harapan bahwa Boruto dapat secara aktif membentuk jalan hidupnya.
Bersama Boruto dan Eida, Koji harus mengendalikan tanggung jawab untuk mengubah peristiwa sambil merahasiakan pengetahuan mereka tentang masa depan.
Momen penting ini mendefinisikan ulang seri ini, menjanjikan kemungkinan-kemungkinan yang mendebarkan di masa depan.
Ramalan Shinjustsu milik Kashin Koji, yang dibangkitkannya selama pertarungannya yang hampir merenggut nyawa dengan Isshiki Otsutsuki, memungkinkannya untuk melihat banyak kemungkinan masa depan, memberinya pemahaman unik tentang bagaimana peristiwa mungkin terungkap.
Namun, Koji menemukan keterbatasan serius: jika banyak orang tahu tentang masa depan, akan menjadi lebih sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi.
Oleh karena itu, Koji, Boruto, dan Eida yang disebut sebagai “Singularitas Takdir,” bertanggung jawab untuk membentuk peristiwa menuju hasil terbaik, sambil merahasiakan detail masa depan dari orang lain.
Pengenalan Prescience dan “Singularitas Takdir” membawa perubahan besar pada alur cerita Boruto.
Hal ini menantang ide-ide awal seri dan membuka kemungkinan baru yang menarik untuk plot.
Dengan kemampuan untuk melihat masa depan, Boruto, Koji, dan Eida harus memutuskan tindakan mereka dengan hati-hati, mengetahui pilihan mereka dapat memiliki efek besar pada dunia.
Hal ini menimbulkan pertanyaan penting tentang kehendak bebas dan seberapa besar kendali yang dimiliki orang atas takdir mereka.
Seiring berjalannya cerita, akan menarik untuk melihat bagaimana karakter-karakter ini menangani tanggung jawab dan tantangan moral dari kekuatan mereka.