Attack on Titan atau Shingeki no Kyojin merupakan serial yang mengangkat tema perang dan kebencian.
Kini menjelang akhir animenya, apakah sebenarnya ada harapan serial ini bisa berakhir damai?
Menilik ke belakang, Attack on Titan memang selalu menggambarkan kekerasan.
Bahkan ketika sudah mendekati akhir, rasanya mustahil untuk membuat ending serial ini damai bahagia.
Sejak penonton pertama kali melihat Wall Maria jatuh di tahun 2013, banyak yang menuntut Eren Yeager untuk membalas dendam.
Penggemar sudah melihat para Eldian bertarung dengan Titan sejak awal season 4, dan juga manusia di sebrang lautan.
Semakin penggemar tahu tentang sejarah Attack on Titan, semakin sulit membayangkan ini akan menemukan penyelesaian.
Terutama setelah jalan ceritanya menuju kebinasaan dengan rumbling.
APAKAH ADA JALAN DAMAI DI ATTACK ON TITAN?
Secara sederhana, masalah paling besar adalah sejarah Eldian dan Marleyan.
Raja asli Eldian memiliki sebuah kekaisaran brutal, di mana dia menggunakan kekuatan Titan untuk membunuh semua yang melawannya.
Sebagai gantinya, Marleyan melakukan hal yang sama, menggunakan Titan dan Eldian sebagai senjata untuk menjajah bangsa lain.
Karena sejarah yang buruk ini, semua protagonis menjalani kehidupan yang keras dan traumatis.
Eren dan teman-temannya tumbuh dewasa dengan rasa takut dan terancam hidup mereka bisa berakhir kapan saja.
Sementar di sisi lain, Reiner dan pejuang lain dibesarkan sebagai tentara dengan latihan keras untuk menjadi Titan demi membalas dendam pada penindas mereka.
Keduanya sama-sama tumbuh dalam kekejaman dan saling membunuh dan menyaksikan orang yang mereka cintai tewas satu persatu.
Seolah kebencian sudah menjadi lingkaran setan.
Termasuk Eren. Keinginannya untuk melakukan genosida demi keamanan dunia dan keselamatan orang-orangnya entah dia akan sukses atau tidak, dunia akan berubah dengan banyak konsekuensi.
Seperti peringatan Kiyomi Azumabito pada Floch, meski Eldian menang mereka akan saling membunuh lagi, yang artinya perang mereka hanya berganti target.